05 December 2013

Meskipun Hanya Sementara

Aku menangis semalam. Ya, kristal itu tak sanggup lagi menggantung di pelupuk mataku.
Mereka menetes tanpa kompromi, tanpa permisi. Bahkan rayuan sang malam pun tak mampu
menyurutkan mereka.

Tangisan itu aku hadiahkan untuknya. Lelaki yang jadi sahabatku, lelaki yang darinya ku temukan
makna dari sebuah perjuangan dan doa, lelaki yang membuatku termotivasi untuk bisa. Lelaki yang tengah mengisi tempat di hatiku, dan lelaki yang tak pernah tau apa yang hatiku rasakan untuknya.

Bahkan aku tak paham mengapa hatiku selunak ini padanya. Aku menangisinya. Tak pernah ku lakukan hal ini untuk lelaki manapun sebelumnya.

Tangisan itu tak sengaja lepas saat ia katakan padaku waktunya sebentar lagi.  Ya sebentar lagi. Sebentar lagi untukku menikmati keteduhan di matanya, sebentar lagi untukku mendengar tingkah dan celotehannya. 


Bukan, dia bukan pergi untuk selamanya. Ini hanya untuk sementara. Kepergiannya hanya untuk melanjutkan mimpinya. Tapi aku tak sanggup. Sungguh aku tak sanggup. Dialah suntikan semangatku. Lalu apa jadinya aku, jika tak kudapati dirinya di hari - hariku. Meskipun hanya sementara....

No comments:

Post a Comment