21 November 2013

SIDANG SKRIPSI (MAKAN TAK ENAK, TIDUR TAK NYENYAK)

Mungkin berlebihan jika aku mengatakan sidang skripsi membuat makanku tak enak dan tidurku tak nyenyak. Ya tapi begitulah yang aku rasakan. Setiap kali aku melihat makanan enak di depan mataku, yang terbayang disitu adalah rentetan pertanyaan yang kiranya akan ditanyakan saat sidang nanti. Setiap kali aku tertidur, yang datang di mimpiku adalah wajah - wajah tak bersahabat dari dosen penguji skripsiku. Hal itu aku rasakan sejak aku mendapatkan kabar dari akademik kampus seminggu yang lalu bahwa sidang skripsiku akan dilaksanakan tanggal 21 November 2013.

Suasana semakin mencekam ketika hari itu pun datang. Tanggal 21 November 2013 pun menyambangiku. Cepat sekali rasanya waktu seminggu itu. Segalanya sudah ku persiapkan. Bahan presentasi yang terkemas dalam bentuk powerpoint, snack untuk dewan penguji, skripsiku yang telah dipenuhi coretan kecil, dan tentunya tasbih digital pemberian mamaku yang tidak pernah absen ku bawa.

Sidang skripsi dijadwalkan pukul 10.30. Namun entah karena semangat atau takut telat, aku sudah tiba di kampus pukul 09.15. Jadilah aku menunggu sendirian dengan perasaan campur aduk. Niatnya mau mereview skripsiku lagi, namun urung ku lakukan karena aku sudah tidak konsentrasi. Pikiranku hanya menerawang membayangkan apa yang akan terjadi di meja sidang nanti. 

Waktu pun terus berjalan, teman - teman dekatku pun berdatangan. Sengaja aku hanya mengabarkan teman dekatku, karena aku tak mau sidangku ditonton oleh banyak orang. Aku takut skripsiku berantakan, dan mereka melihat dewan penguji membantaiku habis - habisan. Ah lagi - lagi waktu berjalan begitu cepat, tibalah saatnya aku untuk menikmati suasana mencekam saat persidangan.

Sidangku berjalan cukup cepat (katanya), hanya satu jam. Tapi aku merasa waktu satu jam itu berjalan sangat lambat dan alot. Dewan penguji merasa data - data yang aku miliki tidak cukup untuk memperkuat argumentasiku. Ah makin nelangsa aku dibuatnya. Tak terbayangkan jika aku harus merasakan hal yang selama ini sangat aku takutkan. Ya Allah... Aku hanya takut membuat orang tuaku yang turut mendoakanku dari rumah kecewa. Itu saja.

Setelah tanya jawab yang berjalan cukup alot, aku dan teman - temanku yang menonton dipersilahkan keluar untuk memberi waktu dewan penguji melakukan skorsing. Pasrah. Hanya itu yang bisa aku lakukan. Kalimat tasbih tak henti aku lafadzkan sepanjang waktu skorsing tersebut. Teman - temanku pun terus menghiburku dan mengatakan bahwa aku pasti lulus. Namun itu tak cukup membuatku tenang.

Tak begitu lama aku pun dipanggil lagi ke dalam untuk mendengarkan keputusan sidang. Jantungku berdegup lebih cepat dari biasanya, keringat dingin mengucur dari pori - pori tangan dan keningku, kaki ku pun gemetar tak mau diam. 

"..... dan dewan penguji memutuskan bahwa saudara Lily Rusna Fajriah lulus dengan perbaikan "

Ya Illahi Robbi... Tak ada yang lebih melegakan selain kalimat yang diucapkan oleh Pak Agus saat itu. Alhamdulillahirobbil 'alamin. Mama... Ayah... Akhirnya Lily lulus.

No comments:

Post a Comment