Oleh : Lily Rusna Fajriah
Memasuki
hari terakhir penyelenggaraan, para relawan STOS terlihat sibuk menggiring
siswa – siswi Sekolah Dasar untuk
memasuki ruang pemutaran film STOS di Goethe Haus, Goethe Institute. Hari
ini dijadwalkan pemutaran film anak, sejumlah siswa yang berasal dari tiga
sekolah dasar hadir memadati ruangan. Tiga sekolah tersebut adalah SD Negeri
Menteng Atas 02 Pagi, SD Negeri Menteng Atas 04 Pagi dan SD Negeri Menteng Atas
01 Pagi yang sengaja diundang untuk mengikuti program anak di South to South Film Festival 2012.
Program
anak hari ini dibuka dengan pertunjukkan memukau dari South Jakarta Yoyo Club yang menampilkan aksi duet bermain Yoyo
oleh Hendra dan Shamara Filma Saajidi. Menariknya
Ara, panggilan akrab Shamara Filma Saajidi adalah seorang bocah sepuluh tahun
yang sudah menekuni dunia Yoyo sejak kelas 4 SD di tahun 2010 lalu.
Ara
menceritakan bahwa dirinya tertarik dalam permainan ini sejak ia menonton film Blazing Teen yang menampilkan tentang
teknik permainan tersebut dan sejak itu ia pun mulai mencari – cari informasi
tentang komunitas yang dapat merangkul para peminat permainan ini. Sejak
bergabung di South Jakarta Yoyo Club,
Ara sering tampil di berbagai stasiun TV seperti Indosiar dan TVRI, mengikuti
ajang pencarian bakat dan di beberapa kesempatan ia sering tampil berduet
dengan orang yang lebih dewasa darinya.
Pulihkan
Indonesia, Bumiku, dan Say Hello to
Yellow merupakan tiga film yang diputar secara berurutan pada hari ini. Pulihkan
Indonesia merupakan film animasi yang menceritakan tentang kehidupan di
Indonesia khususnya kehidupan kota yang penuh dengan problematika sosial.
Menyusul setelah itu adalah Bumiku yang mencoba memberikan pengertian secara
sederhana kepada penontonnya tentang bagaimana pentingnya menjaga bumi kita
agar tidak hancur hanya karena ulah manusianya itu sendiri. Sedangkan Say Hello to Yellow menjadi film penutup
dari serangkaian film yang ada pada program anak hari ini.
“
Film ini bagus untuk ditonton agar kita
dapat menjaga lingkungan kita agar tidak terjadi banjir ” ungkap Marifatun
Sadiyah(12), salah satu siswa kelas 6 SDN Menteng Atas 04 Pagi usai menyaksikan
film ini.
Sementara menurut Zara Zuraida murid kelas 5
SDN Menteng Atas 01 Pagi yang hobbi bermain Hula Hop, film Bumiku menjadi film
kesukaannya karena film tersebut dapat menyadarkannya tentang pentingnya
menghemat energy dan sumber daya. Ia juga berkomentar tentang penampilan Ara
saat bermain Yoyo, menurutnya apa yang dimainkan Ara itu merupakan suatu
keterampilan yang tidak semua orang bisa melakukannya, ia pun ingin menjadi
seperti Ara yang dapat tampil di event
besar dengan permainan Hula Hopnya.
Sejatinya
menyajikan film bergenre anak ini dirancang oleh South to South Film Festival dengan tujuan untuk menumbuhkan
kesadaran sejak dini tentang pentingnya menjaga lingkungan dan dengan harapan
setelah mereka kembali ke lingkungannya, mereka dapat mulai mengurangi kegiatan
– kegiatan yang dapat menyebabkan terjadinya pencemaran lingkungan.
“
Tujuan dari program ini lebih ingin
mengenalkan soal lingkungan dan permasalahannya dari kecil, karena dari kecil
itu umur yang efektif banget untuk membuat sesuatu itu jadi habit. “ tutur
Boy, pemandu acara program anak hari ini.
No comments:
Post a Comment