Perubahan iklim (Climate Change) yang akhir – akhir ini menjadi
headline berirta di banyak surat kabar tidak saja berdampak pada
kehidupan kota yang padat gemerlap, tetapi juga meninggalkan dampak
mendalam yang dirasakan oleh warga desa Ginikan yang tinggal di lereng
Gunung Merbabu, Jawa Tengah. Mereka dibuat bingung oleh pergantian musim
yang terjadi tidak sesuai dengan system tradisional kalender Jawa yang
mereka percayai, dampaknya mereka harus berjibaku memikirkan bagaimana
nasib mereka yang mengandalkan bertani sebagai mata pencaharian
sementara gagal panen dan harga jual yang terlalu murah semakin menjadi
ancaman.
Film ini akan menjadi film pembuka pada South to South Film Festival
IV, 2012, 22 -26 Februari ini di Goethe Institite, IFI (CCF Salemba)
dan Kine Forum (TIM) . Kisah inilah yang coba diangkat oleh sutradara
muda Shalahuddin Siregar dalam film dokumenternya berjudul “Negeri Di bawah Kabut” (The Land Beneath The Fog). Sebuah puzzle
kehidupan yang berdurasi 105 menit ini mengisahkan mengenai Muryati
(30thn) dan Sudardi (32thn), penduduk asli desa Ginikan yang terpaksa
harus menelan pahit dampak perubahan iklim yang tidak menentu yang
membuat mereka harus gagal panen dan polemik rendahnya harga jual hasil
pertanian di pasar. Sementara Arifin seorang anak berusia 12 tahun harus
dihadapkan dengan kompleksitas sistem sekolah negeri dan yang
membuatnya tidak mengerti akan jadi seperti apa ia di masa depan.
Shalahuddin Siregar mencoba memvisualisasikan “Negeri Di bawah Kabut”
sebagai salah satu cara untuk melihat lebih dekat dan intim relasi yang
terjadi antar anggota keluarga di desa Ginikan yang tengah berusaha
untuk keluar dari lingkar kemiskinan yang selama ini melilit mereka.
Berkat prestasinya tersebut, pada tahun 2011 lalu film dokumenter
“Negeri Di bawah Kabut” yang merupakan debutan pertama film dokumenter
panjang Shalahuddin Siregar ini berhasil meraih penghargaan bergengsi
tingkat internasional di Dubai yaitu Penghargaan Muhr Asia Africa
Documentary Awards sebagai “Special Jury Prize” di acara The 8th Dubai
International Film Festival 2011 yang berlangsung pada tanggal 7 – 14
Desember 2011 di Dubai, Uni Emirat Arab.
Sebelumnya film karya Shalahuddin Siregar tersebut juga berkesempatan
untuk dikembangkan lebih lanjut oleh program Doc Station 2009 Berlinale
Talent Campus-Berlin International Film Festival. Selain “Negeri Di bawah Kabut”,
Shalahuddin Siregar juga pernah memproduksi beberapa film dokumenter
lainnya yaitu film dokumenter pendek berjudul “13 September” yang
berhasil menjadi finalis Eagle Award 2005, “Duri dalam Daging” yang
menjadi salah satu nominasi kompetisi film yang diadakan oleh Forum
Komunikasi Pengelolaan Kualitas Air Minum Indonesia dan film feature
berjudul “Kuda Laut”.
Oleh : Lily Rusna F
Published on South to South Film Festival Official Website
http://www.stosfest.org/info-stos/negeri-dibawah-kabut/

No comments:
Post a Comment