17 March 2012

Resensi Negeri Di Bawah Kabut #STOS2012

 
Perubahan iklim (Climate Change) yang akhir – akhir ini menjadi headline berirta di banyak surat kabar tidak saja berdampak pada kehidupan kota yang padat gemerlap, tetapi juga meninggalkan dampak mendalam yang dirasakan oleh warga desa Ginikan yang tinggal di lereng Gunung Merbabu, Jawa Tengah. Mereka dibuat bingung oleh pergantian musim yang terjadi tidak sesuai dengan system tradisional kalender Jawa yang mereka percayai, dampaknya mereka harus berjibaku memikirkan bagaimana nasib mereka yang mengandalkan bertani sebagai mata pencaharian sementara gagal panen dan harga jual yang terlalu murah semakin menjadi ancaman.

Film ini akan menjadi film pembuka pada South to South Film Festival IV, 2012,  22 -26 Februari ini di Goethe Institite, IFI (CCF Salemba) dan Kine Forum (TIM) . Kisah inilah yang coba diangkat oleh sutradara muda Shalahuddin Siregar dalam film dokumenternya berjudul “Negeri Di bawah Kabut(The Land Beneath The Fog). Sebuah puzzle kehidupan yang berdurasi 105 menit ini mengisahkan mengenai Muryati (30thn) dan Sudardi (32thn), penduduk asli desa Ginikan yang terpaksa harus menelan pahit dampak perubahan iklim yang tidak menentu yang membuat mereka harus gagal panen dan polemik rendahnya harga jual hasil pertanian di pasar. Sementara Arifin seorang anak berusia 12 tahun harus dihadapkan dengan kompleksitas sistem sekolah negeri dan yang membuatnya tidak mengerti akan jadi seperti apa ia di masa depan.
Shalahuddin Siregar mencoba memvisualisasikan “Negeri Di bawah Kabut” sebagai salah satu cara untuk melihat lebih dekat dan intim relasi yang terjadi antar anggota keluarga di desa Ginikan yang tengah berusaha untuk keluar dari lingkar kemiskinan yang selama ini melilit mereka. Berkat prestasinya tersebut, pada tahun 2011 lalu film dokumenter “Negeri Di bawah Kabut” yang merupakan debutan pertama film dokumenter panjang Shalahuddin Siregar ini berhasil meraih penghargaan bergengsi tingkat internasional di Dubai yaitu Penghargaan Muhr Asia Africa Documentary Awards sebagai “Special Jury Prize” di acara The 8th Dubai International Film Festival 2011 yang berlangsung pada tanggal 7 – 14 Desember 2011 di Dubai, Uni Emirat Arab.

Sebelumnya film karya Shalahuddin Siregar tersebut juga berkesempatan untuk dikembangkan lebih lanjut oleh program Doc Station 2009 Berlinale Talent Campus-Berlin International Film Festival. Selain “Negeri Di bawah Kabut”, Shalahuddin Siregar juga pernah memproduksi beberapa film dokumenter lainnya yaitu film dokumenter pendek berjudul “13 September” yang berhasil menjadi finalis Eagle Award 2005, “Duri dalam Daging” yang menjadi salah satu nominasi kompetisi film yang diadakan oleh Forum Komunikasi Pengelolaan Kualitas Air Minum Indonesia dan film feature berjudul “Kuda Laut”.

Oleh : Lily Rusna F

Published on South to South Film Festival Official Website
http://www.stosfest.org/info-stos/negeri-dibawah-kabut/ 

No comments:

Post a Comment